Sabtu, 17 Desember 2011

Sejarah Islam di Negeri Tirai Bambu Cina

Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina," begitu kata petuah Arab. Jauh sebelum ajaran Islam diturunkan Allah SWT, bangsa Cina memang telah mencapai peradaban yang amat tinggi. Kala itu, masyarakat Negeri Tirai Bambu sudah menguasai beragam khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban.

Tak bisa dipungkiri bahwa umat Islam juga banyak menyerap ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini. Beberapa contohnya antara lain, ilmu ketabiban, kertas, serta bubuk mesiu. Kehebatan dan tingginya peradaban masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum tahun 500 M.

Sejak itu, para saudagar dan pelaut dari Arab membina hubungan dagang dengan `Middle Kingdom' - julukan Cina. 
HISTORY OF ISLAM IN CAHINA  

Untuk bisa berkongsi dengan para saudagar Cina, para pelaut dan saudagar Arab dengan gagah berani mengarungi ganasnya samudera. Mereka `angkat layar' dari Basra di Teluk Arab dan kota Siraf di Teluk Persia menuju lautan Samudera Hindia.

Sebelum sampai ke daratan Cina, para pelaut dan saudagar Arab melintasi Srilanka dan mengarahkan kapalnya ke Selat Malaka. Setelah itu, mereka berlego jangkar di pelabuhan Guangzhou atau orang Arab menyebutnya Khanfu. Guangzhou merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan tertua di Cina. Sejak itu banyak orang Arab yang menetap di Cina.

Ketika Islam sudah berkembang dan Rasulullah SAW mendirikan pemerintahan di Madinah, di seberang lautan Cina tengah memasuki periode penyatuan dan pertahanan. Menurut catatan sejarah awal Cina, masyarakat Tiongkok pun sudah mengetahui adanya agama Islam di Timur Tengah. Mereka menyebut pemerintahan Rasulullah SAW sebagai Al-Madinah.


The Great Mosque of Xi'an, one of China's oldest mosques
Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti 'agama yang murni'. Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran 'Buddha Ma-hia-wu' (Nabi Muhammad SAW). Terdapat beberapa versi hikayat tentang awal mula Islam bersemi di dataran Cina. Versi pertama menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa para sahabat Rasul yang hijrah ke al-Habasha Abyssinia (Ethopia). Sahabat Nabi hijrah ke Ethopia untuk menghindari kemarahan dan amuk massa kaum Quraish jahiliyah. Mereka antara lain; Ruqayyah, anak perempuan Nabi; Usman bin Affan, suami Ruqayyah; Sa'ad bin Abi Waqqas, paman Rasulullah SAW; dan sejumlah sahabat lainnya.

Para sahabat yang hijrah ke Etopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab. Konon, mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat Dinasti Sui berkuasa (581 M - 618 M).

Sumber lainnya menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina ketika Sa'ad Abi Waqqas dan tiga sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethopia pada tahun 616 M. Setelah sampai di Cina, Sa'ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke Guangzhou membawa kitab suci Alquran.

Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina pada 615 M - kurang lebih 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa'ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Illahi ke daratan Cina. Konon, Sa'ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M. Kuburannya dikenal sebagai Geys' Mazars.

Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar pun lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton - masjid pertama yang berdiri di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya. Sehingga, dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.

Id Khar Mosque
Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dan Persia. Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak. Ketika Dinasti Song bertahta, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan, pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat orang Muslim.

Pada tahun 1070 M, Kaisar Shenzong dari Dinasti Song mengundang 5.300 pria Muslim dari Bukhara untuk tinggal di Cina. Tujuannya untuk membangun zona penyangga antara Cina dengan Kekaisaran Liao di wilayah Timur Laut. Orang Bukhara itu lalu menetap di di antara Kaifeng dan Yenching (Beijing). Mereka dipimpin Pangeran Amir Sayyid alias 'So-Fei Er'. Dia bergelar `bapak' komunitas Muslim di Cina.

Ketika Dinasti Mongol Yuan (1274 M -1368 M) berkuasa, jumlah pemeluk Islam di Cina semakin besar. Mongol, sebagai minoritas di Cina, memberi kesempatan kepada imigran Muslim untuk naik status menjadi Cina Han. Sehingga pengaruh umat Islam di Cina semakin kuat. Ratusan ribu imigran Muslim di wilayah Barat dan Asia Tengah direkrut Dinasti Mongol untuk membantu perluasan wilayah dan pengaruh kekaisaran.

Bangsa Mongol menggunakan jasa orang Persia, Arab dan Uyghur untuk mengurus pajak dan keuangan. Pada waktu itu, banyak Muslim yang memimpin korporasi di awal periode Dinasti Yuan. Para sarjana Muslim mengkaji astronomi dan menyusun kalender. Selain itu, para arsitek Muslim juga membantu mendesain ibu kota Dinasti Yuan, Khanbaliq.

Pada masa kekuasaan Dinasti Ming, Muslim masih memiliki pengaruh yang kuat di lingkaran pemerintahan. Pendiri Dinasti Ming, Zhu Yuanzhang adalah jenderal Muslim terkemuka, termasuk Lan Yu Who. Pada 1388, Lan memimpin pasukan Dinasti Ming dan menundukkan Mongolia. Tak lama setelah itu muncul Laksamana Cheng Ho - seorang pelaut Muslim andal.

Saat Dinasti Ming berkuasa, imigran dari negara-negara Muslim mulai dilarang dan dibatasi. Cina pun berubah menjadi negara yang mengisolasi diri. Muslim di Cina pun mulai menggunakan dialek bahasa Cina. Arsitektur Masjid pun mulai mengikuti tradisi Cina. Pada era ini Nanjing menjadi pusat studi Islam yang penting. Setelah itu hubungan penguasa Cina dengan Islam mulai memburuk.

Masa Surut Islam di Daratan Cina

The Niujie Mosque in Beijing
Hubungan antara Muslim dengan penguasa Cina mulai memburuk sejak Dinasti Qing (1644-1911) berkuasa. Tak cuma dengan penguasa, relasi Muslim dengan masyarakat Cina lainnya menjadi makin sulit. Dinasti Qing melarang berbagai kegiatan Keislaman.

Menyembelih hewan qurban pada setiap Idul Adha dilarang. Umat Islam tak boleh lagi membangun masjid. Bahkan, penguasa dari Dinasti Qing juga tak membolehkan umat Islam menunaikan rukun Islam kelima - menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.

Taktik adu domba pun diterapkan penguasa untuk memecah belah umat Islam yang terdiri dari bangsa Han, Tibet dan Mogol. Akibatnya ketiga suku penganut Islam itu saling bermusuhan. Tindakan represif Dinasti Qing itu memicu pemberontakan Panthay yang terjadi di provinsi Yunan dari 1855 M hingga 1873 M.

Setelah jatuhnya Dinasti Qing, Sun Yat Sen akhirnya mendirikan Republik Cina. Rakyat Han, Hui (Muslim), Meng (Mongol) dan Tsang (Tibet) berada di bawah Republik Cina. Pada 1911, Provinsi Qinhai, Gansu dan Ningxia berada dalam kekuasaan Muslim yakni keluarga Ma.

Kondisi umat Islam di Cina makin memburuk ketika terjadi Revolusi Budaya. Pemerintah mulai mengendorkan kebijakannya kepada Muslim pada 1978. Kini Islam kembali menggeliat di Cina. Hal itu ditandai dengan banyaknya masjid serta aktivitas Muslim antaretnis di Cina.

Selasa, 06 Desember 2011

sejarah terjadinya kota mesir

Sejarah peradaban Mesir membentang sejak tahun 3200 SM, melewati lima periode:
1. Pharaonic (3200-332 SM), melewati 30 dinasti.
 Tahun 2690 SM, Piramid Cheops dibangun.
 Tahun 2650 SM, Piramid Chepren cibangun.
 Tahun 2600 SM, Piramid Mycerirtous dibangun.
 Tahun 1391-1353 SM, Temple of Luxor dibangun

2. Yunanl (332-30 SM).
 Tahun 323 SM, Kota Iskandariah dibangun.
 Tahun 282-246 SM, Pharaos Light House dibangun.

3. Romawi (30 SM – 642 M).

4. Islam (642 M – 19i4), melewati beberaua ninasti yaitu:
 Dinasti Thoulouniyah (868-905 M / 254-292 H).
 Dinasti Ikhshids (935-969 M / 323-353 H).
 Dinasti Fathimiah (969-1171 M /358-667 H). Dimasa ini didirikan Universitas AI-Azhar (21 Juni 972
 Dinasti Ayyubiyah (1171-1250 M / 567-648 H).
 Dinasti Mamalik (1250-1517 M / 648-922 H).
 Dinasti Osmani (1517-1914 M). Dimasa ini Terusan Suez pertama kali dibuka (17 November 1869).

5. Mesir Modern (1914-sekarang):
 1914, Mesir menjadi propinsi Imperium Osmani, dijadikan sebagai protektorat Inggris.
 1922, Mesir memperoleh kemerdekaan terbatas dari Inggris, dan menjadi Kerajaan Konstitusional dengan Farouk sebagai rajanya.
 23 Juli 1952, Farouk digulingkan oleh Gamaf Abdel Naser, Anwar Sadat dan Mohammad Naguib. Peristiwa ini dikenal dengan revolusi 23 Juli, yang kemudian dijadikan Hari Nasional Mesir.
 18 Juli 1953, Mesir menjadi Negara Republik, dengan Jenderal Mohammad Naguib sebagai Presiden.
 25 Februari 1954, Jenderal Mohammad Naguib digulingkan oleh Gamal Abdel Naser.
 23 Juni 1954., Gamal Abdel Naser terpilih sebagai presiden.
 29 Oktoter 1956, Inggris, Perancis dan Israel menyerang Mesir yang kemudian dikenal dengan Tripartit e Agression. .
 Oktober 1970, Gamal Abdel Naser meninggal dunia dan digantikan oleh Anwar Sadat.
 6 Oktober 1973, Mesir dan Syria menyerang Israel hingga meraih kemenangan. Perang ini dikenal dengan perang 10 Ramadhan.
 September 1978, Penandatangan Kesepakatan Perdamaian Camp David Agreement. 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat meninggal akibat penembakan.
 13 Gktober 1981, Moharnmad Hosni Mubarak dilantik sebagai Presiden dan bertahan hingga kini.

Wisata Kota Kairo

Piramida dan Sphinx
Di Mesir terdapat kurang lebih 97 Piramida yang tersebar di seantero Mesir. Piramida yang terkenal adalah 3 Piramida,yang terletak di Provinsi Giza, Piramida tersebut adalah: Piramida Cheops, Piramida Chepren dan Piramina Mycherinos.
Piramida Cheops adalah piramida terbesar yang dibangun oleh Raja Cheops pada tahun 2690 SM. Tingginya mencapai 146 M, tapi karena dimakan usia tersisa hanya 136 M. Piramida Chepren dibangun oleh Putra Raja Cheops pada tahun 2650 SM, tingginya 136 m, panjang sisinya 214 m. Lalu, Piramida Micherinous dibangun oleh Cucu Raja Cheops yang bernama Mycherinous pads tahun 2800 SM, tingginya 82 m, panjang alslnya 104 m. Sphinx adalah patung singa yang berkepala manusia. Dibangun oleh Raja Chepren pada tahun 2650 SM. Panjangnya 57 m dengan tinggi 20 meterletak sekitar <200 m dari Piramida.

Musium Nasional Mesir
Musium adalah kebanggan rakyat Mesir karena di dalamnya menyimpan peninnggalan purbakala yang tidak ternilai harganya. Bangunan ini terletak di pusat kota Kairo tepatnya di daerah Maidan Tahrir. Bangunan in dibangun oleh Raja Khediev Abbas Hilmi II pada tahun 1897 M dan dibuka untuk umum pada tahun 1902 M. Terdiri dari dua lantai, lantai dasar memamerkan patung-patung dari batu dan kayu, kuburan dan perahu yang dipakai pada masa mesir kuno.
Kemudian di lantai dua terdapat ruang mumi raja-raja diantaranya mumi Ramses II yang diyakini oleh ahli sejarah sebagai Fir’aun yang hidup pada zaman Nabi Musa.

Benteng Shalahuddin Al-Ayyubi
benteng Shalahuddin terletak di Bukit Muqattam. Dibangun oleh Shalahuddin AI-Ayyubi antara tahun 1176-1183 M. ketinggian tembok benteng mencapai 10 m dengan tebal 3 m. Benteng ini dibangun untuk mempertahankan Kota Kairo dari serangan pasukan salib.

Masjid ‘Amr bin ‘Ash
Merupakan Masjid pertama di Benua Afrika, dibangun oleh Panglima ‘Amr bin ‘Ash pada tahun 21 H/641 M. Panglima ‘Amr bin ‘Ash adalah panglima yang diutus oleh Khalifah kedua Umar bin Khattab untuk membebaskan Mesir dari penjajahan bangsa asing.

Masjid Muhammad Ali
Masjid ini terletak di dalam Benteng Shalahuddin Al-Ayyubi. Dibangun oleh Raja Muhammad Ali Pasha pada tahun 1830 m. Seluruh bahan bangunan masjid ini terdiri dari marmer yang indah sehingga masjid ini dijuluki Masjid Marmer (Allabaster Mousque). Di bagian belakang masjid terdapat kuburan Muhammad Ali Pasha.

Masjid Al-Azhar
Masjid AI-Azhar dibangun oleh Jauhar as-Siqilli atas perintah Muiz Lidinillah yang memerintah Dinasti Fatimiyah pada tahun 359 H/970 M. Masjid ini merupakan cikal-bakal Universitas Al-Azhar, karena di dalam masjid ini juga dilaksanakan proses belajar mengajar sejak tahun 975 M/365 H.

Masjid Sayyidina Hussein
Dinamakan demikian karena di dalam masjid ini terdapat makam Sayyidina Hussein, cucu Nabi Muhammad Saw. Menurut ahli sejarah, di dalam masjid ini hanya dimakamkan kepala Sayyidina Hussein, kemudia ada juga yang berpendapat bahwa jasad Sayyidina Hussein juga dimakamkan di sini, karena telah dipindahkan oleh Pemerintah Dinasti Fatimiyah dari Asqalan ke Kairo. Wallahu a’lam.

Masjid Imam Syafi’i
Masjid ini berada di kawasan Hayyu Syafi’i. Terletak di pinggiran Kota Kairo dibangun oleh Pangeran Abdurrahman Kadkhuda tahun 1157 H. Makam Imam Syafi’i berada di samping masjid ini bersebelahan dengan Makam Sultan Muhammad Kamil (Paman Shalahuddin Al-Ayyubi) dan Ibunya Malikatu Syam, serta makam temannya yang bernama Abdullah bin Hakam.

Wisata Alexandria

Perpustakaan Alexandria
Merupakan perpustakaan kebanggan Rrakyat Mesir, hingga mendapat julukan Piramida keempat. Pada mulanya perpustakaan ini didirikan oleh Alexander The Great (Iskandar yang Agung) pada tahun 228 SM mengoleksi kurang lebih 500.000 manuskrip. Namun, perpustakaan ini pernah dibakar oleh Pasukan Julius Kaisar pada tahun 48 SM hingga buku-buku di dalamnya hangus. Tapi, Mark Antonio yang datang setelah Julius Kaisar menghadiahkan 200.000 buku kepada Kleopatra (pemimpin Mesir ketika itu) yang berlanjut ke kisah cintanya.
Untuk kedua kalinya Perpustakaan ini hancur pada tahun 391 M, ketika itu pasukan Romawi menghancurkan seluruh bangunan yang di dalamnya terdapat arca dan patung, ketika itu di dalam perpustakaan juga terdapat patung dan arca-arca hingga tak luput dari keganasan tentara Romawi.
Kini, perpustakaan ini kembali berdiri kokoh dengan bentuk arsitektur yang sangat unik, berbentuk setengah matahari terbit. Dibangun sejak tahun 1990-2002 atas prakarsa pemerintah Mesir bekerjasama dengan UNESCO menghabiskan dana sebesar US$ 220 juta.

Pantai dan Taman Muntazah
Merupakan tempat peristirahatan raja-raja sebelum meletus Revolusi 23 Juli 1952. Taman ini terletak di tepi laut tengah dengan berbagai jenis bunga dan tanaman. Di dalam taman ini juga terdapat Istana Raja Farouk yang megah, terletak di tempat tertinggi dan menghadap ke laut.

Masjid Abul ‘Abbas Al-Mursi
Masjid ini berada di tepi pantai Kota Alexandria, berbentuk segi enam dan dipenuhi kaligrafi nan indah. Di dalam masjid inilah seorang Sufi pengikut tarekat Syadziliyah dimakamkan. Beliau adalah Abul ‘Abbas Al-Mursi yang lahir di Mursiah, Andalusia (kini Spanyol) tahun 616 H dan wafat pada tahun 685 H.

Benteng Qeit Bey
Merupakan benteng pertahanan untuk melindungi Kota Alexandria dari serangan luar. Dibangun oleh Sultan Qeit Bey, salah seorang Sultan Dinasti Mamalik pada tahun 1472 M. luas benteng keseluruhan sekitar dua hektar.

sejarah terjadinya kota mesir

Kamis, 01 Desember 2011

Contoh Makalah Sejarah Kebudayaan Mesir

Peradaban Mesir kuno berkembang di sepanjang sungai Nil. Seorang pendeta Mesir bernama “Manetho” telah mengalih bahasakan sejarah raja-raja Mesir ke dalam bahasa Yunani. Inskripsi- Inskripsi yang menggunakan huruf hieroglif dialih bahasakan kedalam bahasa “coptic”, yakni bahasa yang digunakan oleh orang Mesir pada masa akhir kuno. Dari bahasa itu kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Yunani. “Champolion” adalah seorang sarjana Perancis yang berjasa dalam membaca huruf hieroglif yang terlupakan, yakni melalui prasasti batu Rosetta yang berisikan aksara Yunani Kuno, Paku dan hieroglif.
Perkembangan teknologi, pertanian dan sistem irigasi berawal dari keinginan orang-orang Mesir kuno untuk menaklukkan sungai itu untuk mengatasi pasang surut air sungai. Mereka membuka saluran dan bendungan yang sekaligus digunakan untuk mengairi sawah-sawah di sekitar sungai.

Salah satu bukti adanya peradaban itu adalah ditemukannya sabit yang terbuat dari batu tempat penyimpanan gandum dan garpu tanah dari kayu. “Kebudayaan Nil” demikian para ahli menyebutnya, pada tahap awal berasal dari sebuah delta di sekitar desa Narinde. Di desa itu banyak ditemukan alat-alat batu serta bermacam-macam gerabah.
Beberapa di antara gerabah itu bahkan yang dihias dengan garis garis putih dan hitam dalam pola zig zag. Temuan lain yang menggambarkan kemajuan kebudayaan Mesir pada masa proto sejarah adalah temuan gerabah dengan gambar perahu suci, kepala burung, tangan, gajah dan kura-kura dengan garis-garis sederhana, sebagian besar peninggalan itu sekarang masih disimpan di “Musieum Of Fine Arts” di Boston.
Untuk memahami bagaimana kebudayaan Mesir Kuno, harus dipahami dulu kepercayaan mereka, walaupun tidak semua karya-karya seni mereka dipersembahkan untuk agama, namun semua karya-karya itu ditemukan di makam-makam dan di kuil-kuil. Kepercayaan mereka bahwa orang mati itu masih punya kehidupan, sehingga orang yang mati suka diawetkan yaitu “Mummi” yang ditempatkan pada makam yang indah dan kontribusi bangunan yang kuat dengan lukisan dinding dan relief-relief.
Diantaranya terdapat lukisan meja yang diatasnya tersedia peralatan seperti kendi dan makanan,
Seni Bangunan, Seni Pahat Dan Seni Lukis
Senin Bangun Dan Seni Lukis
Seni bangun, seperti piramida, kuil dan istana serta seni rupa, seperti pahat dan lukis berkembang mencapai puncaknya. Salah satu seni bangun Mesir kuno yang sampai sekarang masih terkenal adalah Piramida. Para sarjana mencatat tidak kurang dari 30 piramida yang telah ditemukan tapi hanya 3 buah di wilayah Giza yang relatif masih lengkap.
Piramida besar Kufu, tingginya 480 kaki, atau kira-kira 14,5 meter lebar 750 kaki atau kira-kira 25 Meter.
Piramida ini dibangun diatas tanah seluar hampir 5 Ha.
Untuk membangunnya diperlukan 2,3 juta batu dalam bentuk balok yang masing-masing balok beratnya 2,5 ton.
Bagian dalam piramida yang tersusun dari batu kapur berwarna kekuning-kuningan itu terdapat dua bilik (bilik untuk makam raja dan untuk makam ratu)
Makam ini juga dibangun dari tumpukan batu-batu yang disebut Mastaba.
Selain Mastaban juga terdapat monumen yang disebut Sphink. Monumen ini dianggap sebagai simbol kekuasaan raja.
KUIL
Dari segi arsitektur, sebagai kuil mempunyai elemen-elemen penting, yakni Pylon (tiang batu besar dan tinggi di depan kuil), pintu masuk dengan bangunan gapura besar yang dilengkapi tiang bendera, halaman yang dikelilingi tembok, aula dengan deretan kolom besar dan altar.
Sebelum pylon ditempatkan sepasang monumen batu besar yang disebut dengan obelisk.
Pada masa dinasti ke-4 sampai dinasti ke-12, terdapat beberapa kuil yang dibangun, seperti :
  1. Kuil Edfu di Tebes
  2. Kuil Amen di Luxor
  3. Kuil Amen di Karnak
  4. Kuil Abu Simbel yang dibangun Raja Ramses II.
Adapun kuil Deir El Bahri yang terletak di lembah di dekat Tebes, kuil ini dilengkapi dengan 3 teras besar, langit-langit di bagian ruang tengah yang luas itu disanggu beberapa tiang dari batu kapur dan dilengkapi dengan realif dan lukisan.
Bentuk bangunan dengan kolom-kolom seperti kat”Proto-Doric” atau bentuk seni bangun gaya Doria awal.
Dari segi arsitektur yang paling menarik adalah penggunaans kolom dengan bermacam-macam jenis, yakni jenis menara, kolom bunga lotus, Kolom bunga lotus sederhana, kolom daun palm dan kolom kepala Hathor.
Seni Patung Dan Seni Lukis
Dari kepercayaaan Mesir, muncul bentuk-bentuk patung, dewa, raja dan pendeta. Patung-patung kolosal masih terus diproduksi. Akan tetapi patung-patung berukuran kecil dengan bahan kayu atau batu banyak mendapat perhatian. Para seniman patung masa itu menaruh perhatian pada detail sekitar wajar, misalnya Patung Rohatep dan nofrat.
Pada masa kekuasaan dinasti ke-5 muncul seni patung kepala dari bahan kayu, patung ini sekaligus menunjukkan kebebasan seniman patung dalam berekspresi dan menentukan objeknya. Kehalusan penggarapannya dan diteil sangat jelas terlihat dalam patung ini.
Pada masa kekuasaan dinasti ke-3 muncul patung dada. Pada masa itu para seniman patung tidak saja memperkenalkan jenis patung baru, akan tetapi juga mulai mempergunakan bermacam-macam warna untuk pewarnaan patung batu seperti pada patung ratu Hatseput. Banyak sarjana barat yang mengakui kelebihan bangsa Mesir kuno. Tulisan Mesir kuno yang berupa gambar yang masing-masing gambar memiliki arti dan bungi (hieroglif), ilmu ukur (matematika). Sistem pengairan anatomi, kedokteran, seni bangunan, senirupa dan sistem kalender telah mempengaruhi kebudayaan Eropa.